Definition List

Selamat Datang Di Blog MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN >>>>>>>>>><<<<<<<<<< Kunjungi Juga Channel YouTube : PPL Sahabat Petani

Selasa, 22 November 2016

PENDAMPINGAN PEMBUATAN CAPLAK RODA LEGOWO 2:1 BERSAMA BABINSA DAN KELOMPOK TANI








PENGAMBILAN UBINAN PADI SAWAH



PENGAMBILAN UBINAN PADI SAWAH

Oleh : Amirullah, S.Pt


Pengubinan merupakan istilah yang biasa digunakan oleh petugas pertanian maupun statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen produk pertanian tidak hanya padi sawah. Namun teknik ini paling umum digunakan untuk memperkirakan potensi hasil gabah dalam luasan 1 hamparan ( 1 ha ).


Untuk melakukan pengubinan ini ada tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh siapa saja yang ingin menghitung potensi hasil tanamannya. Prosesnya sangat sederhana, petani pun bisa melakukannya. Proses yang pertama kali harus dilakukan adalah hari yang tepat untuk pengubinan dan diupayakan tanaman padi yang akan diubin sudah benar-benar siap untuk dipanen (fisiologis dan umurnya sudah tepat).


Langkah pengubinan


Pengubinan dilakukan dengan cara cara sebagai berikut :

  1. Mengambil minimal 3 titik berbentuk ubin berukuran 2,5m x 2,5m per hektar sawah.
  2. Memotong padi hasil ubinan
  3. Memisahkan bulir padi dari batangnya.
  4. Menampi untuk memisahkan gabah hampa.
  5. Menimbang padi hasil ubinan (termasuk gabah hampa.)

Setelah itu timbang padi hasil pemisahan tadi. Hasil timbangan tersebut di kalikan 16 lalu di kalikan 80%

Manfaat Pengubinan

Fungsi kegiatan pengubinan adalah para petani bisa mengetahui perkiraan potensi hasil dari tanaman padi petani, hal ini bermanfaat agar petani tidak diperdaya oleh sistem jual ijon (borong) yang hanya memperkirakan harga perluasan lahan yang ada. Contohnya seorang petani memiliki lahan sawah yang telah ditanami padi dan siap penen, lahan tersebut sudah ditawar oleh para pengijon/tengkulak seharga 17,5 juta rupiah untuk hasil gabah yang dipanen 1 ha milik petani tersebut, ternyata setelah menghitung sendiri bahwa potensi panen yang diperkirakan dari hasil ubinan dilokasi petani tersebut diperoleh data 4750 gram untuk luasan 2,5 m x 2,5 m dengan sistem tanam jajar legowo 4:1, maka prediksi hasil panen yang diperoleh adalah (4,75 kg x 16 = 76 kwintal gabah panen dan jika dijual maka hasilnya adalah = (76 kwintal x Rp. 350.000 = Rp. 26.600.000), ternyata hasil panen bisa mencapai 2 x lipat dari prediksi pedagang ijon.


Kegiatan pengubinan bisa membuka pengetahuan petani tentang prediksi produksi gabah panennya. Walaupun terkadang secara tidak sadar kegiatan ini hanya sekedar menghitung hitung namun secara sosial hal ini bisa berdampak perubahan yang sangat baik bagi kesadaran petani yang selama ini masih terjerat pola pikir ijon.


Kegiatan ini juga bisa menjadi sarana bagi penyuluh pertanian dalam membuka wawasan pola pikir petani tentang teknologi pertanian, karena metode pengubinan juga menerapkan metode dan teknik teknik yang membutuhkan pembelajaran terlebih dahulu.


Pengubinan juga menjadi tolok ukur keberhasilan dalam melakukan usaha tani. Peningkatan hasil ubinan menunjukan adanya dampak penerapan teknologi yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilakuan evaluasi bersama untuk perbaikan usaha tani yang akan datang.


Oleh karena itu dalam setiap kegiatan pengubinan penyuluh tidak hanya melakukannya bersama petugas dari BPS namun juga melibatkan petani sebagai pelaku utama dalam kegiatan pengubinan.


Disadur dari:

  • Panduan Teknologi Mendukung Program SLPTT Padi, BPTP Provinsi Bengkulu, 2010.
  • Petunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu, Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat, Balai Penelitian Tanaman Padi, International Rice Research Institute, 2004. 
  • Bercocok Tanam Padi, Yasaguna Jakarta,1992.