Definition List
Selasa, 22 November 2016
PENGAMBILAN UBINAN PADI SAWAH
PENGAMBILAN UBINAN PADI SAWAH
Oleh : Amirullah, S.Pt
Pengubinan merupakan istilah yang
biasa digunakan oleh petugas pertanian maupun statistik untuk menghitung secara
cepat dan sederhana hasil panen produk pertanian tidak hanya padi sawah. Namun
teknik ini paling umum digunakan untuk memperkirakan potensi hasil gabah dalam
luasan 1 hamparan ( 1 ha ).
Untuk melakukan pengubinan ini ada
tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh siapa saja yang ingin menghitung
potensi hasil tanamannya. Prosesnya sangat sederhana, petani pun bisa melakukannya.
Proses yang pertama kali harus dilakukan adalah hari yang tepat untuk
pengubinan dan diupayakan tanaman padi yang akan diubin sudah benar-benar siap
untuk dipanen (fisiologis dan umurnya sudah tepat).
Langkah pengubinan
Pengubinan dilakukan dengan cara
cara sebagai berikut :
- Mengambil minimal 3 titik berbentuk ubin berukuran 2,5m x 2,5m per hektar sawah.
- Memotong padi hasil ubinan
- Memisahkan bulir padi dari batangnya.
- Menampi untuk memisahkan gabah hampa.
- Menimbang padi hasil ubinan (termasuk gabah hampa.)
Setelah itu timbang padi hasil
pemisahan tadi. Hasil timbangan tersebut di kalikan 16 lalu di kalikan 80%
Manfaat Pengubinan
Fungsi kegiatan pengubinan adalah
para petani bisa mengetahui perkiraan potensi hasil dari tanaman padi petani,
hal ini bermanfaat agar petani tidak diperdaya oleh sistem jual ijon (borong)
yang hanya memperkirakan harga perluasan lahan yang ada. Contohnya seorang
petani memiliki lahan sawah yang telah ditanami padi dan siap penen, lahan
tersebut sudah ditawar oleh para pengijon/tengkulak seharga 17,5 juta rupiah untuk hasil
gabah yang dipanen 1 ha milik petani tersebut, ternyata setelah menghitung
sendiri bahwa potensi panen yang diperkirakan dari hasil ubinan dilokasi petani
tersebut diperoleh data 4750 gram untuk luasan 2,5 m x 2,5 m dengan sistem tanam
jajar legowo 4:1, maka prediksi hasil panen yang diperoleh adalah (4,75 kg x 16
= 76 kwintal gabah panen dan jika dijual maka hasilnya adalah = (76 kwintal x
Rp. 350.000 = Rp. 26.600.000), ternyata hasil panen bisa mencapai 2 x lipat
dari prediksi pedagang ijon.
Kegiatan pengubinan bisa membuka
pengetahuan petani tentang prediksi produksi gabah panennya. Walaupun terkadang
secara tidak sadar kegiatan ini hanya sekedar menghitung hitung namun secara
sosial hal ini bisa berdampak perubahan yang sangat baik bagi kesadaran petani
yang selama ini masih terjerat pola pikir ijon.
Kegiatan ini juga bisa menjadi
sarana bagi penyuluh pertanian dalam membuka wawasan pola pikir petani tentang
teknologi pertanian, karena metode pengubinan juga menerapkan metode dan teknik
teknik yang membutuhkan pembelajaran terlebih dahulu.
Pengubinan juga menjadi tolok ukur
keberhasilan dalam melakukan usaha tani. Peningkatan hasil ubinan menunjukan
adanya dampak penerapan teknologi yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dilakuan evaluasi bersama untuk perbaikan usaha tani yang akan
datang.
Oleh karena itu dalam setiap
kegiatan pengubinan penyuluh tidak hanya melakukannya bersama petugas dari BPS
namun juga melibatkan petani sebagai pelaku utama dalam kegiatan pengubinan.
Disadur dari:
- Panduan Teknologi Mendukung Program SLPTT Padi, BPTP Provinsi Bengkulu, 2010.
- Petunjuk Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu, Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat, Balai Penelitian Tanaman Padi, International Rice Research Institute, 2004.
- Bercocok Tanam Padi, Yasaguna Jakarta,1992.
Langganan:
Postingan (Atom)