Definition List
Rabu, 24 Mei 2017
PENGAMATAN PADI
Pengamatan Padi
Oleh : Amirullah,
S.Pt
Apa
Pengamatan padi itu ?
Pengamatan padi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati pertumbuhan tanaman padi, sejak mulai tanam padi sampai dengan panen.
Apa tujuan pengamatan padi itu ?
Pengamatan padi bertujuan untuk mengetahui perkembangan tanaman padi dan mengantisipasi hama dan penyakit yang menyerang padi sehingga dapat segera diatasi.
Apa saja yang perlu di amati ?
Pengamatan padi meliputi :
1. Pengamatan tinggi tanaman
2. Pengamatan jumlah anakan
3. Pengamatan keadaan air
4. Pengamatan warna daun dengan menggunakan Bagan Warna Daun (BWD)
Pengamatan padi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengamati pertumbuhan tanaman padi, sejak mulai tanam padi sampai dengan panen.
Apa tujuan pengamatan padi itu ?
Pengamatan padi bertujuan untuk mengetahui perkembangan tanaman padi dan mengantisipasi hama dan penyakit yang menyerang padi sehingga dapat segera diatasi.
Apa saja yang perlu di amati ?
Pengamatan padi meliputi :
1. Pengamatan tinggi tanaman
2. Pengamatan jumlah anakan
3. Pengamatan keadaan air
4. Pengamatan warna daun dengan menggunakan Bagan Warna Daun (BWD)
5. Pengamatan musuh alami
6. Pengamatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
7. Pengamatan pasca panen, meliputi :
- Jumlah anakan produktif,
- Panjang malai,
- Jumlah butir setiap malai
- Butir bernas setiap malai
- Butir hampa setiap malai
- Berat gabah setiap malai
- Berat per-1000 butir gabah
- Kadar air saat panen
Salam Pertanian...!!!
Amirullah, S.Pt (PP. Muda)
UPT-BPP DPKP Kec. Simbang, Kab. Maros, Sulawesi Selatan
SOSIALISASI PROGRAM UPSUS SIWAB TAHUN 2017
Sosialisasi Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) Tahun 2017 yang dibuka langsung oleh Bapak Bupati Maros (Ir. H. M. Hatta Rahman, MM) pada tanggal 16 Mei 2017 di Kompleks Kantor Bupati Maros
BUDIDAYA KANGKUNG DARAT
Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna
menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi
barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai
dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari
bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) di
laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan
dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas
hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif
stabil, serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah
permintaan pasar.
Teknologi
Budidaya
1. Benih
Kangkung darat dapat diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar
diperlukan benih sekitar 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra
atau varietas lokal yang telah beradaptasi.
2. Persiapan
Lahan
Lahan terlebih dahulu dicangkul
sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat
ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm,
tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan + 30
cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau
dolomit.
3. Pemupukan
Bedengan diratakan, 3 hari sebelum
tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau
pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi)
dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik
150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian
pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan
secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3
liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.
4. Penanaman
Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat
lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 - 5 biji kangkung.
Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan (baris).
5.
Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air, bila tidak turun hujan
harus dilakukan
penyiraman. Hal lain adalah
pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan
hama dan penyakit.
6.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang menyerang tanaman kangkung
antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus
persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain
penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk
pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida
biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan
pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis,
volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
7. Panen
Panen dilakukan setelah berumur +
30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau
memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di atas permukaan tanah.
8. Pasca
Panen
Pasca panen
terutama diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara
menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan
bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin.
Salam Pertanian...!!!
Amirullah, S.Pt (PP. Muda)
UPT-BPP DPKP Kec. Simbang, Kab. Maros, Sulawesi Selatan
Amirullah, S.Pt (PP. Muda)
UPT-BPP DPKP Kec. Simbang, Kab. Maros, Sulawesi Selatan
MUDAHNYA MEMBUAT EM4 (DEKOMPOSER) SENDIRI
Sebagai
starter mikroorganisme pada proses dekomposer EM4 menjadi begitu penting dalam
dunia pertanian organik. Jika kita harus membeli EM4 tersebut harganya lumayan
mahal, padahal ada berbagai cara untuk membuat EM4 sendiri dengan harga bahan
baku yang sangat murah. Salah satu caranya adalah sebagai berikut:
BAHAN:
BAHAN:
- Pepaya matang atau kulitnya 0,5 kg
- Pisang matang atau kulitnya 0,5 kg
- Nanas matang atau kulitnya 0,5 kg
- Kacang panjang segar 0,25 kg
- Kangkung air segar 0,25 kg
- Batang pisang muda bagian dalam 1,5 kg
- Gula pasir 1 kg
- Air tuak dari nira / Air kelapa 0,5 liter
CARA
PEMBUATAN:
- Pepaya, pisang, nanas, kacang panjang, kangkung dan batang pisang muda dihancurkan hingga ukuran menjadi agak halus. Buah harus yang sudah matang atau dapat juga digunakan kulit buah yang tidak dimakan.
- Setelah dihancurkan, campuran bahan tersebut dimasukkan dalam ember.
- Campurkan gula pasir dan tuak/air kelapa dalam ember tadi dan aduk hingga rata.
- Wadah ditutup rapat dan disimpan selama 7 hari
- Setelah 7 hari larutan yang dihasilkan dikumpulkan secara bertahap setiap hari hingga habis.
- Larutan tersebut disaring dan dimasukkan kedalam wadah yang tertutup rapat. Larutan tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan.
- Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.
Salam Pertanian....!!!
Amirullah, S.Pt (PP. Muda)
UPT-BPP DPKP Kec. Simbang, Kab. Maros, Sulawesi Selatan
RINGKASAN MATERI PAKET TEKNOLOGI PADI SAWAH
Persiapan Lahan :
Pengolahan tanah secara sempurna
Sebarkan bahan organik dan benamkan gulma : efisiensi penggunaan pupuk organik sekitar 30 %
Bajak menggunakan traktor, ternak, atau cangkul
Setelah lahan digenangi dan tanah lunak, jadikan melumpur
Ratakan lahan
Gali saluran di pinggir untuk drainase
Seleksi benih :
Buat larutan garam dengan perbandingan air : 5 liter + garam : 600 gram
Uji larutan dengan telur fertil sampai melayang / terapung
Masukkan benih ke dalam larutan, kemudian diaduk
Benih yang melayang / terapung dibuang
Benih yang bernas (tenggelam) dicuci, kemudian masukkan ke dalam karung
Rendam benih selam sehari semalam
Tiriskan benih dalam tempat lembab
Benih siap disemaikan
Persemaian :
Buat bedengan persemaian dengan lebar 1 – 1,5 m panjang disesuaikan dengan lahan
Untuk luas tanam 1000 m2 diperlukan luas persemaian 40-50 m2, benih 2-2,5 kg
Campurkan setiap meter persegi bedengan dengan 2 kg bahan organik seperti kompos, pupuk kandang, pupuk daun, dan abu untuk memudahkan pencabutan bibit
Sebarkan bibit padi merata ke semua bedengan
Lokasi persemaian dengan dengan sumber air dan memiliki drainase yang baik
Lindungi bibit dari serangan hama
Tanam :
Tanam bibit umur muda : < 17 hari
Jumlah bibit 1-3 batang/lubang, kedalaman 1-2 cm, dengan sistem jajar legowo 2, 4, atau 6
Gunakan jarak tanam minimal 20 x 20 cm
Pemupukan (rekomendasi umum) :
dosis pupuk tiap luas 1 Ha
Pupuk Dasar : sebelum / saat tanam
Pupuk organik : 1000 – 2000 kg
Pupuk Phonska : 150 kg
Susulan I : 20 hari setelah tanam
Pupuk Phonska : 150 kg
Pupuk Urea : 50 kg
Susulan II : 35 hari setelah tanam
Pupuk Urea : 50 kg
Untuk Pemupukan Spesifik Lokasi gunakan BWD dan Piranti Lunak Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi PuPS versi 1.1
Pengairan :
Lakukan pergiliran air berselang 4 hari basah 3 hari kering dari fase tanam sampai fase anakan maksimal (50 hari setelah tanam)
Mulai fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus (50-85 hari setelah tanam)
10 – 15 hari sebelum panen, sawah dikeringkan
Penyiangan :
Gulma dikendalikan mulai dengan pengolahan tanah, mengatur air dipetakan sawah, menggunakan pupuk kompos
Pengendalian dengan cara mekanis seperti gosrok dan tangan sangat dianjurkan
Menggunakan herbisida apabila intensitas gulma sudah tinggi
Pengendalian Hama Penyakit :
PHT
Pengamatan / monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman secara rutin
Pengendalian hama dan penyakit memperhitungkan faktor ekologi
Penanganan Panen dan Pasca Panen :
Panen tepat waktu, jangan terlalu muda tapi juga jangan terlalu tua
Potong padi dengan sabit bergerigi
Perontokan dengan threser dialasi terpal
Gabah dibersihkan, lalu jemur dengan alas terpal sampai kering
Kemas gabah dengan karung, simpan di dalam gudang yang bebas hama serta sirkulasi udara yang baik.
Pengolahan tanah secara sempurna
Sebarkan bahan organik dan benamkan gulma : efisiensi penggunaan pupuk organik sekitar 30 %
Bajak menggunakan traktor, ternak, atau cangkul
Setelah lahan digenangi dan tanah lunak, jadikan melumpur
Ratakan lahan
Gali saluran di pinggir untuk drainase
Seleksi benih :
Buat larutan garam dengan perbandingan air : 5 liter + garam : 600 gram
Uji larutan dengan telur fertil sampai melayang / terapung
Masukkan benih ke dalam larutan, kemudian diaduk
Benih yang melayang / terapung dibuang
Benih yang bernas (tenggelam) dicuci, kemudian masukkan ke dalam karung
Rendam benih selam sehari semalam
Tiriskan benih dalam tempat lembab
Benih siap disemaikan
Persemaian :
Buat bedengan persemaian dengan lebar 1 – 1,5 m panjang disesuaikan dengan lahan
Untuk luas tanam 1000 m2 diperlukan luas persemaian 40-50 m2, benih 2-2,5 kg
Campurkan setiap meter persegi bedengan dengan 2 kg bahan organik seperti kompos, pupuk kandang, pupuk daun, dan abu untuk memudahkan pencabutan bibit
Sebarkan bibit padi merata ke semua bedengan
Lokasi persemaian dengan dengan sumber air dan memiliki drainase yang baik
Lindungi bibit dari serangan hama
Tanam :
Tanam bibit umur muda : < 17 hari
Jumlah bibit 1-3 batang/lubang, kedalaman 1-2 cm, dengan sistem jajar legowo 2, 4, atau 6
Gunakan jarak tanam minimal 20 x 20 cm
Pemupukan (rekomendasi umum) :
dosis pupuk tiap luas 1 Ha
Pupuk Dasar : sebelum / saat tanam
Pupuk organik : 1000 – 2000 kg
Pupuk Phonska : 150 kg
Susulan I : 20 hari setelah tanam
Pupuk Phonska : 150 kg
Pupuk Urea : 50 kg
Susulan II : 35 hari setelah tanam
Pupuk Urea : 50 kg
Untuk Pemupukan Spesifik Lokasi gunakan BWD dan Piranti Lunak Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi PuPS versi 1.1
Pengairan :
Lakukan pergiliran air berselang 4 hari basah 3 hari kering dari fase tanam sampai fase anakan maksimal (50 hari setelah tanam)
Mulai fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus (50-85 hari setelah tanam)
10 – 15 hari sebelum panen, sawah dikeringkan
Penyiangan :
Gulma dikendalikan mulai dengan pengolahan tanah, mengatur air dipetakan sawah, menggunakan pupuk kompos
Pengendalian dengan cara mekanis seperti gosrok dan tangan sangat dianjurkan
Menggunakan herbisida apabila intensitas gulma sudah tinggi
Pengendalian Hama Penyakit :
PHT
Pengamatan / monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman secara rutin
Pengendalian hama dan penyakit memperhitungkan faktor ekologi
Penanganan Panen dan Pasca Panen :
Panen tepat waktu, jangan terlalu muda tapi juga jangan terlalu tua
Potong padi dengan sabit bergerigi
Perontokan dengan threser dialasi terpal
Gabah dibersihkan, lalu jemur dengan alas terpal sampai kering
Kemas gabah dengan karung, simpan di dalam gudang yang bebas hama serta sirkulasi udara yang baik.
Salam Pertanian!!
Amirullah. S.Pt (Penyuluh
Pertanian Muda)
UPT-BPP DPKP Kec. Simbang, Kab. Maros, Sulawesi
Selatan
Selasa, 23 Mei 2017
CARA MEMBUAT SILASE JERAMI
CARA MEMBUAT SILASE JERAMI
Oleh : Amirullah,
S.Pt
Apa silase jerami itu ?
Apa silase jerami itu ?
Silase adalah pakan yang telah
diawetkan yang di proses dari bahan baku yang berupa tanaman
hijauan, limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami lainya, dengan
jumlah kadar / kandungan air pada tingkat tertentu kemudian di masukan dalam
sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara, yang biasa disebut dengan
“Silo”, selama kurang lebih tiga minggu.
Di dalam silo tersebut
tersebut akan terjadi beberapa tahap proses anaerob (proses tanpa
udara/oksigen), dimana “bakteri asam laktat akan mengkonsumsi zat gula yang
terdapat pada bahan baku, sehingga terjadilah proses fermentasi. Silase yang terbentuk karena proses fermentasi ini dapat di simpan untuk
jangka waktu yang lama tanpa banyak mengurangi kandungan nutrisi dari bahan
bakunya.
Apa silo itu ?
Silo adalah tempat untuk membuat silase yang berbentuk
menara diatas tanah atau lubang di bawah tanah (Wahid, 2010). Menurut http://foragri.blogsome.com (2012), Yang disebut silo, bisa berupa
bangunan permanen berupa tembok, beton, besi, seng atau bahan lain. Namun silo
bisa hanya berupa lubang yang diberi alas plastik. Silo permanen biasanya
digunakan untuk menyimpan bahan pangan. Misalnya gabah, jagung, gandum, kedelai
dll.
Apa bahan baku Silase itu ?
Bahan baku silase merupakan
pemanfaatan sumber daya pertanian tanaman pangan dalam bentuk limbah sebagai
sumber pakan ternak merupakan langkah effisiensi mengatasi kekurangan produksi
rumput. (http://improvekertas.blogspot.com, 2012).
Menurut
Wahid (2010) silase biasanya digunakan untuk menyimpan rumput segar
yang produksinya berlebihan agar kualitasnya tetap baik. Namur tidak menutup
kemungkinan bahwa jerami padi yang masih hijau segar yang diperoleh langsung
setelah panen dapat diawetkan dengan cara silase. Walaupun hasil silase jerami
segar tidak dapat meningkatkan
kandungan protein ataupun daya cernanya, tetapi kualitas jerami hasil silase
sama baiknya dengan jerami segar yang pasti lebih baik dari jerami kering.
Menurut http://foragri.blogsome.com (2012), Bahan silase terbaik adalah rumput
gajah/raja (Penisetum purpureum) dan rumput benggala (Pinicum
maximum) hasil budidaya. Bahan terbaik lain adalah batang jagung
(tebon) muda, atau tebon hasil budidaya baby/sweetcorn. Sebab tebon
babycorn/sweetcorn, daunnya masih hijau dan batangnya juga masih sangat
lunak. Rumput liar yang heterogen pun, sebenarnya bisa pula dijadiken
silase. Demikian pula halnya dengan jerami padi, batang/daun kacang tanah dan
ubi jalar. Di Lampung, kulit singkong dan nanas pun dijadikan silase untuk
pakan sapi. Di Malaysia, pelepah dan daun sawit tua juga dicacah dan dijadikan
silase. Hingga sebenarnya, bahan untuk dijadikan silase sangat beragam.
Tergantung kejelian kita dalam menemukan dan memanfaatkan limbah pertanian
tersebut.
Apa tujuan
pembuatan silase jerami itu ?
Pembuatan silase bisa dipraktekkan dengan tujuan dan manfaat:
1. Untuk
mensiasati persediaan makanan ternak pada musim kemarau,
2. Untuk menampung
kelebihan Hijauan Makanan Ternak pada musim penghujan agar bisa
dimanfaatkan secara optimal,
3. Untuk
mendayagunakan limbah hasil ikutan daru pertanian /perkebunan seperti jerami
padi /jagung,
4. Nilai gisi
silase setara dengan hijauan dan bahkan bisa lebih dengan adanya bahan tambahan,
5. Disukai oleh
ternak dan nilai kecernaannyan meningkat, dan
6. Ketersediaannya
tidak dipengaruhi oleh musim.
Manurut Jajo
(2008), tujuan utama pembuatan silase adalah untuk mengawetkan
dan mengurangi kehilangan zat makanan suatu hijauan untuk dimanfaatkan pada
masa mendatang. Dijelaskan
lebih lanjut bawa silase dibuat jika produksi hijauan dalam jumlah yang
banyak atau pada fase pertumbuhan hijauan dengan kandungan zat makanan optimum.
Dibandingkan pengawetan dengan pembuatan hay, pembuatan silase lebih mempunyai
keunggulan karena kuarng tergantung pada kondisi cuaca harian.
Bagaimana prinsip pembuatan silase ?
Prinsip dasar pembuatan silase
memacu terjadinya kondisi anaerob dan asam dalam waktu singkat. Ada 3 hal
paling penting agar diperoleh kondisi tersebut yaitu menghilangkan udara dengan
cepat, menghasilkan asam laktat yang membantu menurunkan pH, mencegah masuknya
oksigen kedalam silo dan menghambat pertumbuhan jamur selama penyimpanan.
Fermentasi silase dimulai saat
oksigen telah habis digunakan oleh sel tanaman. Bakteri menggunakan karbohidrat
mudah larut untuk menghasilkan asam laktat dalam menurunkan pH silase. Tanaman
di lapangan mempunyai pH yang bervariasi antara 5 dan 6, setelah difermenatsi
turun menjadi 3.6- 4.5. Penurunan pH yang cepat membatasi pemecahan protein dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme anaerob merugikan seperti enterobacteria
dan clostridia. Produksi asam laktat yang berlanjut akan menurunkan pH yang
dapat menghambat pertumbuhan semua bakteri (Jajo, 2008).
Bagaimana cara membuat silase jerami
?
Bahan :
Silase jerami sebanyak 30 kg,
EM-4 sebanyak 20 ml (2 tutup botol),
bekatul sebanyak 3 kg (10% dari 30 kg jerami),
molasses sebanyak 500 ml,
air secukupnya.
Alat :
timbangan berdiri untuk menimbang
jerami,
timbangan duduk untuk menimbang
bekatul,
ember untuk mencampur molasses dan
EM4 serta air,
drum plastik untuk silo, katup
sebagai pengunci tutup drum.
Cara membuat :
1.
Menimbang
semua bahan yaitu jerami padi sebanyak 30 kg, bekatul 3 kg, dan menakar
molasses sebanyak 500 ml dan EM-4 sebanyak 20 ml
2.
Menghamparkan
jerami di atas lantai yang bersih.
3.
Mencampur
EM-4 dan molasses, kemudian memercikkan pada jerami secara merata.
4.
Menaburkan
bekatul pada jerami secara merata.
5.
Menambahkan
air jika tingkat kebasahan campuran kurang dan belum merata.
6.
Mengaduk/mencampur
semua bahan secara merata dengan membolak-balikkan jerami.
7.
Memasukkan
hasil campuran kedalam drum (silo) sedikit demi sedikit, sambil di padatkan (di
injak-injak), agar udara yang ada dalam drum dapat dikurangi atau dihilangkan
sama sekali.
8.
Setelah
semua bahan campuran di masukkan, maka silo di tutup dengan katup serapat
mungkin, agar tidak ada udara yang masuk dan proses ensilase (pembuatan silase)
secara an-aerob berjalan dengan baik.
9.
Melakukan
fermentasi selama 1 minggu.
10.
Setelah 1 minggu, membuka silo dan
mengeluarkan hasil silase jerami padi kemudian diangin-anginkan sebelum
diberikan kepada ternak.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas silase jerami ?
Kualitas dan nilai nutrisi silase
dipengaruhi sejumlah faktor seperti spesies tanaman yang dibuat silase, fase
pertumbuhan dan kandungan bahan kering saat panen, mikroorganisme yang terlibat
dalam proses dan penggunaan bahan tambahan (additive) (Jajo, 2008).
Apa Ciri-ciri silase yang baik itu ?
Silase dapat berkualitas baik bila proses pembuatan dilakukan
secara tepat dan benar. Ciri-ciri silase yang baik adalah : berbau harum agak kemanis-manisan, tidak berjamur, tidak menggumpal, berwarna kehijau-hijauan, pH berkisar antara 4 sampai 4,5.
Reference :
http://foragri.blogsome.com/produksi-silase-untuk-ternak-ruminansia/. Diakses tanggal 25 Desember 2012.
http://improvekertas.blogspot.com/2012/03/alternatif-pakan-yang-praktis-dan.html. Diakses tanggal 26 Desember 2012.
http://negerihijaufarm.blogspot.com/2010/10/cara-membuat-silase-bersama-nhf.html. Diakses tanggal 25 Desember 2012.
Jajo. 2008. Prinsip Dasar
Pembuatan Silase
Wahid. 2010. Peningkatan
Kualitas Jerami Melalui Proses Amoniasi Dan Silase Sebagai Pengganti Rumput. Dalam : http://wahidweb.blogspot.com/2010/01/peningkatan-kualitas-jerami-melalui.html. Diakses tanggal 26 Desember 2012.
Langganan:
Postingan (Atom)