Sumber Foto : Koleksi Pribadi Rukiah Asrida, STP |
Penanganan pasca panen padi merupakan kegiatan sejak padi dipanen
sampai menghasilkakan produk antara (intermediate produck) yang siap dipasarkan.
Dengan demikian kegiatan pasca panen padi meliputi beberapa tahapan
kegiatan yaitu pemanenan, penumpukan dan pengumpulan, perontokan,
pembersihan, pengangkuatan, pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan serta
pengeringan.
Adapun tahapan kegiatan pasca panen antara lain :
A. PENENTUAN SAAT PANEN
Saat panen harus tepat karena kalau tidak tepat dapat menimbulkan
kehilangan hasil yang tinggi dan mutu gabah/ beras rendah.
Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan :
1.
Pengamatan visual : dengan cara melihat kenampakan
padi pada hamparan sawah, umur panen optimal padi dicapai apabila 90 – 95 %
butir padi pada malai sudah berwarna kuning atau kuning keemasan, pada kondisi
ini akan menghasilakan gabah berkualitas baik sehingga menghasilkan rendeman
giling yang baik.
2.
Pengamatan Teoritis : dilakukan dengan melihat deskripsi
varietas padi dan mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan
deskripsi varietas padi umur panen yang tepat adalah 30 – 35 hari setelah
berbunga merata atau 115 – 135 HST, berdasarkan kadar air umur padi optimal
dicapai setelahkadar air gabah mencapai 22 -23 % pada musim kemaraudan antara
24 – 26 % pada musim penghujan
B. PEMANENAN
1.
Umur panen padi
Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
· 90 -95 % gabah tampak sudah menguning
· Malai berumur 30 – 35 hari setelah bunga merata
· Kadar air gabah 22 – 26 % yang diukur dengan mouisture tester
2.
Alat dan mesin pemanen padi
Pemanenan padi harus menggunakan alat dan mesin yang memenuhi
persyaratan teknis, kesehatan dan ekonomi. Alat dan mesin pemanen padi telah
berrkembang dari ani – ani menjadi sabit bergerigi biassa kemudian sabit
bergerigi dengan bahan baja yang sangat tajam,dan yang terakhir yang telah
diproduksi adalah Reaper, striper, dan combine harvester
3.
Sitem panen
Sitem panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
- Panen dilakukan dengan
sistem beregu atau berkelompok
- Pemanenan dan
perontokan dilakukan oleh kelompok pemanen
- Jumlah pemanen antara
7 – 10 orang yang dilengakapi 1 unit pedal thester.
C. PENUMPUKAN DAN PENGUMPULAN
Ketidak tepatan dalam penumpukan dan pengumpulan dapat menyebabkan
kehilangan hasil yang sangat tinggi. Dengan menggunakan alas dan wadah pada
saat penumpukan dan pengumpulan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 –
2,36 %
D. PERONTOKAN
Ketidaktepatan dalam melakukan perontokan bisa mengakoibatkan kehilangan
hasil sampai 5 % lebih, cara perontokan padi telah mengalami perkembngan dengan
cara digebot ataupun diinjak dan dipukul–pukul telah beralih dengan
menggunakan mesin perontok.
E. PENGERINGAN
Pengeringan merupakan penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai
tertentu sehingga siap untuk diolah dan digiling atau aman untuk disimpan
dalamwaktu yang lama. Kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam dalam
melakukan proses pengeringan dapat mencapai 2 – 13 %, saat sekarang cara
pengeringan sudah berkembang dari cara penjemuran menjadi pengering buatan
F. PENYIMPANAN
Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah / beras agar
dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu . akibat yang ditimbulkan kalau
salah dalam melakukan penyimpanangabah atau beras antara lain: tunbuhnya jamur,
serangan serangga, kutu beras yang dapat menurunkan kualitas gabah atau
beras.cara penyimpanan gabah atau beras bisa dengan sistem curah dan juga
dengan sistem kemasan atau wadah seperti kaerung plastik, karung goni dan
sebagainya.
G. PENGGILINGAN
Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah / beras agar
dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu . akibat yang ditimbulkan kalau
salah dalam melakukan penyimpanangabah atau beras antara lain: tunbuhnya jamur,
serangan serangga, kutu beras yang dapat menurunkan kualitas gabah atau
beras.cara penyimpanan gabah atau beras bisa dengan sistem curah dan juga dengan
sistem kemasan atau wadah seperti kaerung plastik, karung goni dan sebagainya.
Sumber :
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/59103/PANEN-DAN-PASCA-PANEN-PADI-SAWAH/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar