Definition List

Selamat Datang Di Blog MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN >>>>>>>>>><<<<<<<<<< Kunjungi Juga Channel YouTube : PPL Sahabat Petani

Minggu, 06 Maret 2022

PANEN DAN PASCA PANEN

 

Sumber Foto : Koleksi Pribadi Rukiah Asrida, STP

Penanganan pasca panen padi merupakan kegiatan sejak padi dipanen sampai menghasilkakan produk antara (intermediate produck) yang siap dipasarkan. Dengan demikian kegiatan pasca panen padi meliputi beberapa tahapan kegiatan  yaitu pemanenan, penumpukan dan pengumpulan, perontokan, pembersihan, pengangkuatan, pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan serta pengeringan.

Adapun tahapan kegiatan pasca panen antara lain :

A. PENENTUAN SAAT PANEN

Saat panen harus tepat karena kalau tidak tepat dapat menimbulkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu gabah/ beras rendah.

Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan :

1.    Pengamatan visual : dengan cara melihat kenampakan padi pada hamparan sawah, umur panen optimal padi dicapai apabila 90 – 95 % butir padi pada malai sudah berwarna kuning atau kuning keemasan, pada kondisi ini akan menghasilakan gabah berkualitas baik sehingga menghasilkan rendeman giling yang baik.

2.    Pengamatan Teoritis : dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi dan mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan deskripsi varietas padi umur panen yang tepat adalah 30 – 35 hari setelah berbunga merata atau 115 – 135 HST, berdasarkan kadar air umur padi optimal dicapai setelahkadar air gabah mencapai 22 -23 % pada musim kemaraudan antara 24 – 26 % pada musim penghujan

B. PEMANENAN

1.    Umur panen padi

Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

·       90 -95 % gabah tampak sudah menguning

·       Malai berumur 30 – 35 hari setelah bunga merata

·       Kadar air gabah 22 – 26 % yang diukur dengan mouisture tester

2.    Alat dan mesin pemanen padi

Pemanenan padi harus menggunakan alat dan mesin yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan dan ekonomi. Alat dan mesin pemanen padi telah berrkembang dari ani – ani menjadi sabit bergerigi biassa kemudian sabit bergerigi dengan bahan baja yang sangat tajam,dan yang terakhir yang telah diproduksi adalah Reaper, striper, dan combine harvester

3.    Sitem panen

Sitem panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  • Panen dilakukan dengan sistem beregu atau berkelompok
  • Pemanenan dan perontokan dilakukan oleh kelompok pemanen
  • Jumlah pemanen antara 7 – 10 orang yang dilengakapi 1 unit pedal thester.

C. PENUMPUKAN DAN PENGUMPULAN

Ketidak tepatan dalam penumpukan dan pengumpulan dapat menyebabkan kehilangan hasil yang sangat tinggi. Dengan menggunakan alas dan wadah pada saat penumpukan dan pengumpulan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %

D. PERONTOKAN

Ketidaktepatan dalam melakukan perontokan bisa mengakoibatkan kehilangan hasil sampai 5 % lebih, cara perontokan padi telah mengalami perkembngan dengan cara digebot ataupun diinjak dan dipukul–pukul telah beralih dengan menggunakan mesin perontok.

E. PENGERINGAN

Pengeringan merupakan penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai tertentu sehingga siap untuk diolah dan digiling atau aman untuk disimpan dalamwaktu yang lama. Kehilangan hasil akibat ketidaktepatan dalam dalam melakukan proses pengeringan dapat mencapai 2 – 13 %, saat sekarang cara pengeringan sudah berkembang dari cara penjemuran menjadi pengering buatan

F. PENYIMPANAN

Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah / beras agar dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu . akibat yang ditimbulkan kalau salah dalam melakukan penyimpanangabah atau beras antara lain: tunbuhnya jamur, serangan serangga, kutu beras yang dapat menurunkan kualitas gabah atau beras.cara penyimpanan gabah atau beras bisa dengan sistem curah dan juga dengan sistem kemasan atau wadah seperti kaerung plastik, karung goni dan sebagainya.

G. PENGGILINGAN

Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah / beras agar dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu . akibat yang ditimbulkan kalau salah dalam melakukan penyimpanangabah atau beras antara lain: tunbuhnya jamur, serangan serangga, kutu beras yang dapat menurunkan kualitas gabah atau beras.cara penyimpanan gabah atau beras bisa dengan sistem curah dan juga dengan sistem kemasan atau wadah seperti kaerung plastik, karung goni dan sebagainya.


Sumber : 

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/59103/PANEN-DAN-PASCA-PANEN-PADI-SAWAH/