Beberapa
waktu yang lalu penulis pernah menyajikan beberapa pengalaman petani
untuk membuat atau meramu sendiri racun rumput yang murah tetapi tetap
berdaya guna. Ada 3 resep yang sudah disajikan yaitu Gus Bensol 11, Alur G 12 dan Hervit Top 13. Nama-nama itu dibuat oleh penulis agar mudah diingat, karena susunan hurufnya adalah singkatan dari unsur-unsur bahan pembuatan racun rumput hasil rekayasa petaninya.
Gus Bensol 11, disebut demikian karena bahan untuk meramu racun rumput ini terdiri dari : G (garam, U (Urea), S (Sabun Colek), Ben (Bensin) dan Sol (Solar). Kemudian angka 11, artinya semua bahan dengan perbandingan 1 (Kg) : 1 (Kg) : 1 (Wadah) : 1 (Liter) : 1 (Liter). Racun
rumput yang bersifat kontak ini dibuat petani jika sudah kepepet karena
tidak punya uang cukup untuk membeli herbisida atau pada saat stok
herbisida kosong tetapi rumput sudah tiba saatnya harus dibasmi. Penulis mendapatkan resep ini dari Pak Mo di Jalan Sungai Lemo Sedadap Nunukan Selatan.
Alur G 12, terbuat dari Al (Air Laut) 12 liter, Ur (Urea) 2 kg dan G (salah satu nama Herbisida kontak) sebanyak 1 liter. Semua bahan dicampur dan kemudian dimasak hingga mendidih. Resep
ini sebenarnya untuk menghemat herbisida yang harganya sangat mahal,
untuk diperbanyak dari 1 liter menjadi 12 liter agar biaya dalam
pembasmian rumput ini menjadi murah bagi petaninya. Sebenarnya
resep ini diperoleh dan dipraktekkan oleh Pak Mustafa, petani Jagung di
Sei Jepun Nunukan Selatan, pada saat bekerja di kebun Kelapa Sawit di
Lahat Dato Sabah Malaysia. Sepulangnya dari ‘makan gaji’ di Malaysia Pak Mustafa selalu mempraktekkannya untuk lahan Jagungnya di Sei Jepun seluas sekitar 4 hektar.
Hervit Top 13, berbahan Her (herbisida) 1 liter, Vit (Vitsin) 250 gram atau satu kantong dan Top (Toak Pahit) sebanyak 3 liter. Semua bahan dicampur dan bisa digunakan langsung sebagaimana biasanya. Resep ini dicatat dari temuan Pak Asri Aziz seorang PPL Sebatik Barat dari beberapa petani binaannya yang sudah terbiasa digunakan petani. Menurut petani sebenarnya dulu resepnya hanya menggunakan Vitsin dan Toak Pahit saja, namun kemudian petani ingin lebih menguatkan efeknya dengan menambahkan herbisida.
Pada saat penulis mengikuti Pekan Daerah KTNA di Kota Tenggarong, sempat bertemu beberapa petani dari Bengalon Kutai Timur Kalimantan Timur, yaitu Pak Saifuddin, Pak Gioto dan Pak Ismail. Dari
Bengalon Kutai Timur ini sudah biasa menggunakan resep untuk
memperbanyak racun rumput, khususnya yang bersifat sistemik (yaitu R..). Resep dari Bengalon ini berbahan Ragi, Urea, Air Hujan dan Herbisida dengan perbandingan Ragi Tape (1 kantong), Urea (1 kg), Herbisida (R) 1 liter dan Air Hujan sampai dengan 5 liter. Semua bahan dicampur dan diaduk sampai merata kemudian diperam dalam wadah yang kedap sinar dan disimpan selama 1 minggu.
Racun rumput ini agar mudah mengingat bahan pembuatnya maka disebut sebagai Heragur AH5, maksudnya Her (herbisida), Rag (Ragi Tape), Ur (Urea) dan AH (Air Hujan) serta 5 maksudnya menjadi 5 liter.
Hikmah
berkumpul dengan petani peserta Peda dan Rembug KTNA yang lain lagi
adalah pengalaman petani dari Sebatik, yaitu Pak H. Alimuddin Ketua
Kelompok Tani Sinar 2000. Ada
resep racun rumput yang berbahan Air Fermentasi Kakao atau sering
disebut Air Kakao, Sabun Colek, Urea dan Herbisida kontak (seperti G..). Cara dan resepnya yaitu, memasak air biasa yang dicampur sabun colek (setengah kg) sambil terus diaduk sampai rata atau larut dan mendidih. Setelah itu dicampurkan bahan-bahan lain seperi Urea ( 1 kg), Herbisida (5 liter) dan Air Kakao (15 liter) dan diaduk hingga merata.
Penggunaan racun rumput oplosan ini adalah sebanyak 200 ml untuk satu tangki Sprayer 16 literan. Biasa digunakan sebagai racun rumput kontak untuk sawah. Kelemahan racun rumput ini adalah jika digunakan dengan Sprayer berbahan logam akan mudah korosi atau berkarat.
Agar memudahkan mengingat maka penulis member nama resep ini dengan Arkosur H 515,
maksudnya Arko (Air Kakao), S (Sabun Colek), Ur (Urea), H (Herbisida)
dan 515 (5 liter herbisida dibandingkan 15 liter air kakao).
Resep-resep
ini adalah karya dari petani yang cukup kreatif untuk mengatasi
keterbatasannya tetapi terus berusaha tani dengan biaya yang lebih hemat
. Ini adalah bukti dari kearifan local para petani menghadapi keadaan semakin mahal dan langkanya racun rumput di pasaran. Harapannya agar resep-resep ini dapat menjadi referensi bagi petani yang lain. Meskipun
ini bukan anjuran teknologi yang paten dan diakui oleh Pemerintah,
tetapi silakan saja dicoba untuk kalangan petani sendiri dan kalau perlu
dikembangkan dengan resep-resep yang lainnya.
Bagaimana menurut Anda? Adakah resep dan pengalaman yang lain di sekitar Anda?
Sumber : http://kebun-singkong.blogspot.com/2010/06/membuat-racun-rumput-menjadi-murah.html
Bila diaplikasikan pada lahan padi, berbahaya tidak ya kang pada tanaman padinya. Baik dari efek hidup tanaman padi maupun residu racun pada tanaman padi...
BalasHapusya gak sama hasilnya hahaha,
BalasHapusgramaxone satu liter ,ally 24 gram jadi satu liter air. Atau urea 2 kg jadi satu liter air campur gramaxone satu liter.
satu botol ally jadi 7 liter.
BalasHapusGlifosat 5 liter campur air ally satu liter,pemakaian sama.
Nggak sengaja nemu artikel ini sewaktu browsing herbisida alami. Mau mengingatkan saja tentang bahaya Roundup dan Glifosat: http://en.wikipedia.org/wiki/Roundup_(herbicide), https://groups.google.com/forum/#!topic/pthpt-2012/VJa75grH2ls%5B1-25-false%5D. Ini bukan hanya mempengaruhi kesehatan tanaman tapi juga kesehatan pekerja/ petani, tanpa terlihat atau disadari
BalasHapussalam pertanian mohon info lengkap bagai mana membuat pupuk organik yang bahanya mudah didapat,kang,karena saya baru mau belajar bertaani ingin membuat pupuk organik sendiri.. saya tidak tahu bagai mana bentuk dan jenis nya Em itu beli nya dimana ya?
BalasHapusOke
BalasHapus